Mengintip Gerbong Khusus Wanita PT Kereta Api Indonesia Tempo Dulu
Menurut Wakil Kepala Stasiun Manggarai Dwi purwanto, gerbong khusus perempuan ini sempat dioperasikan oleh Pihak PT KAI beberapa tahun yang lalu. Namun saat ini sudah tidak diberlakukan lagi, karena beberapa kendala teknis. "Memang ada, tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Sudah lama, kalau tidak salah hampir beberapa tahun," ungkapnya kepada okezone.
Dwi menjelaskan, salah satu kendalanya ketika penumpang datang bersama sejumlah anggota
keluarganya. "Kalau satu keluarga itu yang naik kan ada yang cowonya, jadi nggak mungkin mereka mau dipisah. Juga ada yang barengan sama temannya, mana mau mereka dipisahkan gerbongnya," ujar Dwi.
Padahal, kata dia, awal digagas gerbong khusus perempuan ini untuk menghindari tindakan yang tidak diinginkan terhadap penumpang perempuan, seperti pelecehan seks. Meski sudah disosialisasikan baik secara lisan maupun tulisan, penumpang tetap susah diatur.
Pada akhirnya, gerbong khusus ini tetap saja bercampur karena penumpang tidak mengindahkan pemberitahuan tersebut. "Karena orang kan kalau naik kereta yah naik aja, nggak merhatiin tulisan-tulisan yang sudah kita tempel bahwa itu khusus untuk penumpang wanita," imbuh Dwi.
Koordinator Divisi Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan Ratna Fitriani mengatakan, wacana pengadaan gerbong khusus perempuan dinilai langkah yang tidak efektif mencegah pelecehan seksual. "Saya pikir itu tidak efektif. Bagaimana dengan para perempuan yang
pergi bersama keluarganya, masa harus dipisahkan?"
Gerbong khusus untuk wanita, dulu sempat ada tapi tidak efektif. Justru penumpangnya harus
berdesak-desakan karena hanya tersedia satu gerbong dalam satu rangkaian kereta. Kendati demikian, ide gerbong khusus wanita ini perlu diakomodasi oleh PT KAI dengan melakukan evaluasi dari kelemahan sebelumnya.
"Di sini lain adalah bagaimana cara meningkatkan pemahaman dari masyarakat untuk saling menghormati satu sama lain. Kereta juga harus punya daya tampung yang memadai sehingga penumpang tidak berjubel," ujar Ratna.
Menurut Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menjelaskan, wacana untuk mengkhususkan gerbong khusus perempuan memang sudah ada. "Bahkan sekarang pun masih ada, tapi tulisannya saja. Karena kalau nggak salah itu cuma berjalan beberapa hari setelah itu kembali ke posisi awal," ujarnya.
Keberadaan gerbong khusus ini dinilai tidak efektif untuk mencegah tindakan pelecehan seksual. "Menurut saya sangat tidak efektif untuk memisahkan gerbong perempuan dengan lainnya," kata Tulus. Jauh lebih baik, kata dia, PT KAI memperbaiki fasilitas dan layanan.
"Ya diperbaiki saja deh segala sesuatunya. Banyak keluhan dari masyarakat seperti toiletnya nggak bersih, lampunya mati. Kayaknya masih banyak PR buat PT KAI untuk memperbaiki sarana dan prasarana kereta api," saran YLKI. (
ah dodol jg nih PT KAI. Emang harus dipisahin gitu? perempuan yg ga mau naik gerbong khusus perempuan krn beberapa alasan seperti di atas, ya ga apa2 naik gerbong biasa, siapa yg bilang harus dipisah?? Sedangkan perempuan yg mau naik gerbong khusus perempuan kan akhirnya ga bs klo PT KAI ga tegas begini.. namanya peraturan baru itu ya perlu sosialisasi, trus ketegasan dr petugas krn blm jd kebiasaan gerbongnya. Ntar klo udah jd kebiasaan, bakal jarang yg ngelanggar.
ReplyDeletesalam kenal dan saling berkunjung
ReplyDelete