Mengenal Plugin Baru Facebook --Facebook baru saja membuat gebrakan terbaru, membuat situs pertemanan online yang telah masif menjadi kian sosial. Perusahaan itu merilis paket perlatan untuk mengusung pengalaman sosial dari Facebook, ke situs manapun di jejaring dunia maya. Produk tersebut dinamai Social Plugin. Setiap pemilik web dapat memasang plugin tersebut ke situs mereka menggunakan satu baris kode sederhana.
Plugin-plugin ini akan memungkinkan pengunjung mengklik "Like" pada postingan atau cerita terbaru, foto-foto dan berbagai macam konten lain. Begitu pengunjung "menyukai (like)" sesuatu, otomatis informasi itu akan ditambahkan ke halaman profil Facebook mereka.
Plugin tersebut adalah bagian inisiatif Facebook untuk membuat setiap situs di internet memiliki kemampuang dibagi di penjuru jaringan. Sesuatu yang disebut perusahaan raksasa jejaring sosial sebagai "Open Graph".
Pengumuman tersebut, langsung dilakukan oleh CEO sekaligus pencipta Facebook, Mark Zuckerberg dan pakar rekayasa teknik pemrograman dasar, Brett Taylor di konferensi para developers yang diselenggarakan F8, pada Rabu (21/4) kemarin.
Facebook meluncurkan tombol "Like" Rabu pagi. Zuckerberg dengan penuh percaya diri memperkirakan, dalam kurun 24 jam, akan ada satu juta tombol "Like" tersebar di penjuru jejaring maya.
Pengumuman Open Graph itu mengisyaratkan, perusahaan memberi pintu besar kepada pemilik situs ke dalam sistem tertutup Facebook dengan menggunakan kode HTML sederhana dan dengan mengaitkan standar terbuka ke sistem otentikasi mereka.
Zuckerberg, berbicara di depan publik dengan antusias, mengatakan insiatif Open Graph adalah "perubahan paling mendasar yang pernah dibuat untuk jejaring dunia maya,"
Sejumlah media pengulas teknologi informasi, menyatakan ungkapan itu terlalu berlebihan, namun harus diakui bila itu menyoal kebijakan Facebook. Dengan kode tersebut, situs-situs dapat lebih mudah mengaitkan isi-isi mereka ke jaringan lebih terbuka lewat ekosistem Facebook dan mengakses 400 juta pengguna aktif mereka.
"Dengan alat ini, setiap web dapat menjadi Facebook page." ujar Tyalor. "Jika anda tidak suka tampilan baku milik Facebook, buatlah milik anda sendiri. Tambahkan tombol 'Like' dan elemet 'Open Graph', abakadabra, anda telah memiliki page yang terintegrasi penuh ke dalam Facebook," papar Tylor.
Pusat semua pengalaman berbagi itu adalah tombol "Like". Pemilik situs dapat menambahkan mereka dengan menempatkan dalam sebuah i-frame. Ketika pengguna Facebook yang tengah berselancar mengklik tombol tersebut, maka secara bersamaan ia mengklik pula tombol "Like" dalam Facebook. Facebook tentu tahu siapa orang tersebut, karena dapat melacak status log-in pengguna lewat cookie.
Ada satu lagi yakni Recommendation Plugin, yang menunjukkan anda daftar content dalam situs yang anda kunjungi dan mungkin membuat anda tertarik. "Ini bukan daftar bukan semacam 10 artikel yang paling banyak dibaca atau paling banyak diemailkan, namun list sosial yang dikuratori berdasar apa yang anda sukai," papar Taylor.
Lalu yang ketiga, ada Activity Stream Plugin, yang menunjukkan anda apa yang tengah dilakukan teman-teman anda dalam jejaring di luar Facebook. "Plugin sosial terbaru ini menawarkan personalisasi instant ke situs apa pun," ujar Zuckerberg. Anda dapat memiliki seorang pengunjung yang tidak pernah berkunjung ke situs anda dan memberi mereka pengalaman yang sepenuhnya pribadi,"
Widget terakhir adalah Facebook Bar, sebuah toolbar penerbit situs yang dapat mengambang di dasar antar muka situs pemilik, demi membuat pengalaman berbagi lebih terlihat. Itu juga mengusung elemen yang memungkinkan pengguna mengirim pesan atau ngobrol lewat Facebook.
Terbaik di antara semua itu adalah tautan yang muncul di profil pengguna Facebook akan langsung terhubung ke situs di mana tombol "Like" telah diklik. "Untuk pertama kalinya, 'Like' dan 'Favorite' dalam halaman profil saya tertaut dengan situs diluar Faceboo.com," ujar Taylor yang langsung disambut tepuk tangan peserta konferensi.
Akhirnya Facebook, memangkas kebijakan yang melarang apliksi luar untuk mengakses data pengguna lebih dari 24 jam. Itu dianggap kebijakan kontroversial. Maklum, raksasa sosial dunia maya itu mencegah pengembang web untuk membuat apa pun (termasuk RSS reader atau aplikasi browsing foto) yang mengizinkan pengguna tetap memelihara konten dalam profilnya, seperti update status, lebih lama dari sehari.
"Ini hanyalah penghilangan pembatasan teknis," ujar Taylor. "Itu tidak mengubah aturan tentang apa yang dapat dan tak dapat lakukan terkait data pengguna." ( republika.co.id )
CEO Facebook, Mark Zuckerberg / Mengenal Plugin Baru Facebook
Plugin-plugin ini akan memungkinkan pengunjung mengklik "Like" pada postingan atau cerita terbaru, foto-foto dan berbagai macam konten lain. Begitu pengunjung "menyukai (like)" sesuatu, otomatis informasi itu akan ditambahkan ke halaman profil Facebook mereka.
Plugin tersebut adalah bagian inisiatif Facebook untuk membuat setiap situs di internet memiliki kemampuang dibagi di penjuru jaringan. Sesuatu yang disebut perusahaan raksasa jejaring sosial sebagai "Open Graph".
Pengumuman tersebut, langsung dilakukan oleh CEO sekaligus pencipta Facebook, Mark Zuckerberg dan pakar rekayasa teknik pemrograman dasar, Brett Taylor di konferensi para developers yang diselenggarakan F8, pada Rabu (21/4) kemarin.
Facebook meluncurkan tombol "Like" Rabu pagi. Zuckerberg dengan penuh percaya diri memperkirakan, dalam kurun 24 jam, akan ada satu juta tombol "Like" tersebar di penjuru jejaring maya.
Pengumuman Open Graph itu mengisyaratkan, perusahaan memberi pintu besar kepada pemilik situs ke dalam sistem tertutup Facebook dengan menggunakan kode HTML sederhana dan dengan mengaitkan standar terbuka ke sistem otentikasi mereka.
Zuckerberg, berbicara di depan publik dengan antusias, mengatakan insiatif Open Graph adalah "perubahan paling mendasar yang pernah dibuat untuk jejaring dunia maya,"
Sejumlah media pengulas teknologi informasi, menyatakan ungkapan itu terlalu berlebihan, namun harus diakui bila itu menyoal kebijakan Facebook. Dengan kode tersebut, situs-situs dapat lebih mudah mengaitkan isi-isi mereka ke jaringan lebih terbuka lewat ekosistem Facebook dan mengakses 400 juta pengguna aktif mereka.
"Dengan alat ini, setiap web dapat menjadi Facebook page." ujar Tyalor. "Jika anda tidak suka tampilan baku milik Facebook, buatlah milik anda sendiri. Tambahkan tombol 'Like' dan elemet 'Open Graph', abakadabra, anda telah memiliki page yang terintegrasi penuh ke dalam Facebook," papar Tylor.
Pusat semua pengalaman berbagi itu adalah tombol "Like". Pemilik situs dapat menambahkan mereka dengan menempatkan dalam sebuah i-frame. Ketika pengguna Facebook yang tengah berselancar mengklik tombol tersebut, maka secara bersamaan ia mengklik pula tombol "Like" dalam Facebook. Facebook tentu tahu siapa orang tersebut, karena dapat melacak status log-in pengguna lewat cookie.
Ada satu lagi yakni Recommendation Plugin, yang menunjukkan anda daftar content dalam situs yang anda kunjungi dan mungkin membuat anda tertarik. "Ini bukan daftar bukan semacam 10 artikel yang paling banyak dibaca atau paling banyak diemailkan, namun list sosial yang dikuratori berdasar apa yang anda sukai," papar Taylor.
Lalu yang ketiga, ada Activity Stream Plugin, yang menunjukkan anda apa yang tengah dilakukan teman-teman anda dalam jejaring di luar Facebook. "Plugin sosial terbaru ini menawarkan personalisasi instant ke situs apa pun," ujar Zuckerberg. Anda dapat memiliki seorang pengunjung yang tidak pernah berkunjung ke situs anda dan memberi mereka pengalaman yang sepenuhnya pribadi,"
Widget terakhir adalah Facebook Bar, sebuah toolbar penerbit situs yang dapat mengambang di dasar antar muka situs pemilik, demi membuat pengalaman berbagi lebih terlihat. Itu juga mengusung elemen yang memungkinkan pengguna mengirim pesan atau ngobrol lewat Facebook.
Terbaik di antara semua itu adalah tautan yang muncul di profil pengguna Facebook akan langsung terhubung ke situs di mana tombol "Like" telah diklik. "Untuk pertama kalinya, 'Like' dan 'Favorite' dalam halaman profil saya tertaut dengan situs diluar Faceboo.com," ujar Taylor yang langsung disambut tepuk tangan peserta konferensi.
Akhirnya Facebook, memangkas kebijakan yang melarang apliksi luar untuk mengakses data pengguna lebih dari 24 jam. Itu dianggap kebijakan kontroversial. Maklum, raksasa sosial dunia maya itu mencegah pengembang web untuk membuat apa pun (termasuk RSS reader atau aplikasi browsing foto) yang mengizinkan pengguna tetap memelihara konten dalam profilnya, seperti update status, lebih lama dari sehari.
"Ini hanyalah penghilangan pembatasan teknis," ujar Taylor. "Itu tidak mengubah aturan tentang apa yang dapat dan tak dapat lakukan terkait data pengguna." ( republika.co.id )
loading...
No comments:
Post a Comment