Masihkah anda menganggap bahwa teknologi itu hanya milik orang kafir yang harus dijauhi?
Perkembaangan Internet sungguh sangat luar biasa pesatnya. Sepuluh tahun silam, mungkin Internet masih belum dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan di daerah perkotaan sekalipun. Ini bisa kita saksikan dari data Internet user di Indonesia pada tahun 2000 yang hanya 2 juta dari total populasi 200 juta. Sembilan tahun kemudian, jumlah dua juta ini kini meroket tajam menjadi 25 juta penduduk Indonesia yang melek internet dan menjadi pengguna internet (data terakhir dari wordlstats). Dari hanya 2 juta orang ternyata pertumbuhannya langsung meroket sedemikian cepatnya dalam kurun waktu yang cepat pula. Saat ini, Indonesia tercatat menjadi negara dengan pengguna internet nomor 15 terbesar di dunia. (sumber: internetworldstats.com)
Dan karena inilah, maka Indonesia masuk dalam jajaran 5 besar negara pengguna internet terbesar di Asia setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Dari sepuluh besar pengguna internet terbesar di Asia, ternyata hanya 3 negara berpenduduk Islam saja yang masuk 10 besar. Mereka adalah Indonesia (ranking 5), Pakistan (rangking 8), dan Malaysia (9).
Mencoba melongok ke lingkup dunia, ternyata yang menjadi negara paling banyak pengguna internet nya adalah China, AS, Jepang, India, dan Brazil yang notabene negara-negara non muslim. Jangan katakan jika internet adalah media buatan orang kafir maka pantaslah jika mereka lebih banyak.
Dari fakta dan data tersebut maka sangat pantaslah jika warna warni internet lebih banyak dimanfaatkan dan didominasi oleh mereka (non muslim). Tak salah jika mereka mendominasi bisnis internet dan media internet. Dan bukan hal yang rahasia lagi jika pornografi menemukan jalan tolnya ketika internet mendunia. Melalui jaringan internet itulah, mereka mampu masuk hingga ke kamar-kamar dan dapur-dapur keluarga muslim di seluruh dunia. Jangan salahkan mereka jika mereka mampu merebut hati anak dan keluarga kita karena kita masih menganggap internet adalah keburukan.
Mari kita saksikan fakta berikut ini:
- 70 persen orang kantoran buka situs porno saat jam kerja Parahnya menurut majalah online goodmagazine.com, para user ini mengakses situs porno justru pada jam kerja antara pukul 09.00AM – 17.00PM.
- 12% situs di dunia mengandung pornografi.
- 25% yang dicari melalui search engine adalah pornografi.
- 35% dari data yang diunduh dari internet adalah pornografi.
- Setiap detiknya, 28.258 pengguna internet melihat pornogafi.
- Setiap detiknya, $89.00 (Sekitar Rp. 800.000,- an lebih) dihabiskan untuk pornografi di internet.
- Setiap harinya, 266 situs porno baru muncul. Kata “sex” adalah kata yang paling banyak dicari di internet. Pendapatan AS dari pornografi di internet tahun 2006 mencapai $2.84 milyar. Pengguna pornografi di internet 72% pria dan 28% wanita.
- 70% traffic pornografi internet terjadi pada hari kerja jam 9.00 - 17.00.
- Diperkirakan kini ada 372 juta halaman website pornografi.
- Website pornografi diproduksi 3% oleh Inggris, 4% oleh Jerman, dan 89% oleh AS. ·
- Website pornografi yang traffic-nya paling tinggi: AdultFriendFinder, menduduki peringkat ke-49 dengan 7.2 juta pengunjung. (sumber)
Dengan fakta yang seperti itu apakah kita masih mengangap internet sebagai musuh atau media yang berhasil dikuasai musuh? Semoga saja tidak. Betapa telah banyak orang yang murtad melalui internet. Betapa banyak moralitas kaum Muslimin tergadai melalui internet. Oleh karenanya, sebagai seorang pejuang (mujahidin), dakwah tidak terkait ruang dan waktu. Dan internet adalah satu media yang menjadi tempat medan pertempuran antara hizbullah dan hizbusyaiton. Seorang aktivis Islam harus bisa memanfatkan segala media dan sarana untuk berjuang sebagaimana pesan tersirat dari al Quran:
”Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya.” (QS. al-Anfal (8) : 60)
Fakta bahwa pengguna facebook di Indonesia merupakan yang terbesar kedua adalah fakta yg memprihatinkan. Hal itu dikarenakan ketidak-maksimalan kita dalam memanfaatkan segala media di internet. Sangat jarang seorang aktivis dan pegiat dakwah untuk membuat postingan berita Islam atau artikel-artikel Islam di FB melalui note atau yang lain. Kebanyakan mereka lebih suka update status dan mengomentari status kawannya.
Menurut data statistik yang dilansir CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah masuk 10 besar jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia. Indonesia bertengger di peringkat tujuh, mengalahkan Australia, Spanyol, dan Kolombia di peringkat 10.
Menurut data tersebut, yang dikutip TeknologiNET, diketahui Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna Facebook terbesar kedua setelah Turki di Benua Asia, yakni sebesar 5.949.740 user. Sementara Turki, yang menduduki peringkat keempat di dunia, memiliki 10.926.180 user per Selasa, 16 Juni 2009 pukul 17.00 WIB.
Perlu diketahui, saat ini pengguna Facebook di dunia telah mencapai 219.286.560 user. Amerika Serikat masih memimpin di posisi teratas dengan 66,7 juta, jauh meninggalkan Inggris di posisi kedua dengan 17,6 juta user.
Sementara di posisi ketiga menyusul Kanada dengan 11,2 juta. Peringkat lima dihinggapi Perancis dengan 10,1 juta pengguna dan disusul 9,7 juta oleh Italia, yang berada persis di atas peringkat Indonesia.
Dalam hal persentase populasi online, Indonesia mencapai angka 23,8 persen. Artinya, kurang lebih 23,8 persen dari total populasi penduduk di Indonesia telah terdaftar di Facebook. Angka tersebut masih jauh dibandingkan Bangladesh yang memiliki 79,4 persen, terbaik di dunia.
Dimanapun kita menemukan tempat yang ada koneksi internetnya pasti kita dapat melihat satu dua orang yang sedang asyik ber-facebook ria. Entah itu di kantor, warnet, rumah sampai kafe-kafe yang menyediakan fasilitas wifi. Makanya tak heran jika Indonesia menempati urutan ke 7 dunia dalam hal penggunaan facebook. (Sumber : teknologinet.com)
Oleh karenanya, tak ada kata lain bahwa kita (umat Islam) harus segera mengangkat laptop (pengganti bahasa mengangkat pena ) dan melakukan kewajiban itu. Bagaimana caranya?
Jika kita sering melihat buletin Jum'at, maka di internet kita mengenal blog sebagai salah satu media yang mirip dengan buletin kertas setiap Jum'at. Melalui itulah kita bisa berdakwah di dunia maya.
Dunia blog (blogsfer) sekarang ini menjadi semakin kuat, dan semakin dewasa sebagai sebuah bagian yang penting dan berpengaruh dari web. Technorati, yang merupakan sebuah search engine yang meng-indeks dan men-search blog, sampai pada bulan Juni 2008 telah mengindeks 112,8 juta blog dan lebih dari 250 juta diantaranya berlabel media sosial.
Selain itu Technorati juga melaporkan dan menganalisis tren-tren seputar blog dan blogging. Presiden Technorati, David Sifry, dalam sebuah postingan di blognya melaporkan fakta-fakta yang sangat menarik seputar blog yang diringkas sebagai berikut:
- Sampai Juni 2008 sudah terdapat 112,8 juta blog di seluruh dunia
- Sekitar 120.000 blog baru dibuat setiap hari, atau
- Sebanyak 1,4 blog dibuat setiap detiknya
- 3000-7000 splog baru (blog spam) dibuat setiap hari
- 1,5 juta postingan per hari, atau…
- 17 postingan per detik
- Pertumbuhan dari 35 menjadi 75 juta blog hanya memerlukan waktu 320 hari
- Bahasa Jepang adalah bahasa yang paling banyak digunakan dalam blog (37%)
- Bahasa Inggris ke-dua (33%)
- Bahasa Cina ke-tiga (8%)
- Bahasa Italia ke-empat (3%)
Menurut C|Net
- 30% orang ngeblog
- 39% mengatakan blog kurang terpercaya dibanding artikel surat kabar
Sedangkan menurut PEW/Internet
- 27% pengguna internet membaca blog
- 5% mengatakan menggunakan RSS
- 12% berkomentar di blog
Cukup menarik fakta tentang blog ini, dan diperkirakan bahwa tren-tren ini akan terus meningkat dan memiliki imbas besar terhadap berbagai lini bisnis dan industri.
Fakta-fakta di atas bisa menjadi gambaran bahwa ternyata perkembangan dunia sudah sangat pesatnya sehingga jarak sekat negara dan wilayah seakan tiada pemisahnya. Semua orang di dunia dimanapun dan kapanpun bisa berkomunikasi dengan sesamanya secara langsung. Ajang sosialisasi yang sebelumnya hanya bisa terealisasikan dengan pertemuan secara darat (langsung / face to face) sekarang banyak dilakukan di hanya di dalam kamar atau di dapur rumah.
Sebuah pertukaran budaya dan informasi pun sangat mungkin untuk bermigrasi dari satu orang internet user dengan internet user lainnya di seluruh dunia. Hal ini juga menjadi salah bukti penting bahwa nasionalisme merupakan sebuah paham sempit yang bakal segera runtuh cepat atau lambat karena dengan keberadaan internet. Semua hal akan bersifat universal dan internasional. Meminjam istilah yang sedang keren saat ini, yaitu paham-paham ideologi transnasional.
Kembali berdasarkan pengamatan pada fakta-fakta di atas, maka keberadaan internet sebagai media dakwah sudah bukan lagi pada tataran wacana lagi. Seharusnya para ulama, da’i, dan para pemimpin-pemimpin Islam sudah menyadari dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga dan mentarbiyah generasi-generasi muda kita agar siap dan matang dalam menghadapi serangan-serangan negatif dari media internet.
Sebuah langkah yang baik telah banyak dilakukan oleh ulama-ulama di timur tengah dan para cendekiawan Islam di Eropa dan Amerika yang menyambut media internet sebagai senjata dakwah. Sebagai contoh, situs seorang ulama bernama Salman Audah yang menjadi direktur situs dakwah Islam (www.islamtoday.com) dengan empat bahasa besar utama dunia, Inggris, Arab, Prancis, dan Mandarin. Selain Salman, masih ada sosok muallaf bernama Yusuf Estes yang terkenal dengan YoutubeIslam.com-nya (sekarang IslamTube.com). Sebuah situs seperti Youtube yang dikelola secara islami. Yusuf juga diketahui mengelola banyak situs lainnya. Dari dakwahnyalah diketahui bahwa banyak ratusan bahkan ribuan orang kafir menerima dakwah Islam. Dan jutaan remaja Islam mengenal agamanya dengan baik. Di Indonesia, telah tampil beberapa situs Islam terkemuka seperti www.muslimdaily.net, www.eramuslim.com, www.hidayatullah.com dan beberapa situs Islam lainnya dengan beraneka latar belakang genre. Langkah-langkah yang telah ditempuh oleh para ulama dan cendekiawan serta aktivis-aktivis Islam
di dunia maya itu seharsnya patut kita contoh terutama oleh kita yang ada di Indonesia. Saya prihatin dengan masih rendahnya kepedulian para ulama dan aktivis di Indonesia khususnya terhadap dakwah melalui media Internet ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang secara de jure menjadi perwakilan para ulama di Indonesia ternyata tidak memiliki sebuah website yang layak. Situs resmi MUI (saat penulis menulis ini) diketahui sangat tidak up to date sama sekali. Sementara situs-situs resmi ormas-ormas Islam di Indonesia seperti NU, dan Muhammadiyah masih saja tidak beranjak pada agenda-agenda laporan internal organisasinya.
Sebagai seorang muslim, sebenarnya kita memiliki kewajiban untuk berdakwah. Sudah saatnya pembelajaran internet menjadi sebuah kewajiban bagi semua pegiat Muslim dan Muslim secara umum. Oleh karena itu, kenapa nggak mungkin berdakwah di dunia maya? Berdakwah melalui media yang berpotensi akan dilihat, dikunjungi, dan dibaca oleh ratusan juta pengguna internet di seluruh dunia.
Di Hari Blogger Indonesia (27 Oktober), kutitipkan salam kepada seluruh blogger muslim di dunia maya, ”Keep writing my brother...”. Kepada para netter Muslim, kutunggu tarian toots keyboard kalian di blog dan media internet lainnya..” Jadilah para kyai notebook dan syaikh facebook-iah. ( muslimdaily.net )
No comments:
Post a Comment