Sikap Bijak Menghadapi Anak Yang Sedang Mengalami Pubertas. Bagi Anda yang memiliki putra-putri yang tengah beranjak dewasa, pastinya tidak mudah dalam menghadapi perilakunya yang sudah mulai sulit dikontrol. Hal itu, wajar saja, karena setiap anak yang sedang mengalami tubuh kembang menuju usia 10 tahun keatas, akan mengalami perubahan-perubahan yang terkadang membuat kaget orang tuanya.
Saat-saat seperti lebih sering kita ketahui dengan masa pubertas, yaitu adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Di masa pubertas pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekitar 10 tahun berlangsung dengan cepat.
Tanda-tanda pubertas
Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche) dan juga payudara akan mulai membesar, disertai dengan tumbuhnya rambut-rambut di daerah-daerah tertentu.
Sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan adanya perubahan pada pita suara anak laki-laki, sehingga suaranya akan terdengar pecah menuju suara seperti layaknya suara pria dewasa, disertai dengan tumbuhnya jakun di leher.
Selain itu, perubahan pada kulit wajah pun akan terlihat, dimana produksi minyak di wajah akan bertambah, sehingga memicu tumbuhnya jerawat dan komedo, jika tidak mendapatkan arahan yang baik dari orangtua dan para ahli untuk mengatasi problem jerawat yang dialami hampir sebagian besar di belahan bumi ini.
Dari segi emosi, anak-anak yang beranjak besar pun, akan cenderung menjadi ‘si pemberontak’, karena emosinya terbilang masih sangat labil. Dimana untuk anak perempuan, perasaannya jadi lebih sensitif dan untuk anak laki-laki, emosinya akan mudah meledak-ledak jika merasa ada hal-hal yang tidak bisa dicerna dan diterima dengan baik oleh akal sehatnya.
Penyebab munculnya pubertas
Hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh) yang menjadi penyebab munculnya pubertas pada anak-anak, sehingga memunculkan beberapa perubahan, yang semakin mempertegas perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan.
Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi, sehingga tubuh mengalami perubahan.
Hormon seks yang mempengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi di indung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron. Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan yang cukup signifikan.
Cara orangtua menghadapi perubahan putra-putrinya
Sebagai orangtua, tentu akan selalu menganggap anak-anaknya sebagai ‘malaikat kecilnya’. Namun tetap memperlakukan putra-putri Anda selayaknya ‘bayi’ di usia pubertasnya, bukanlah cara yang bijak, karena cara penanganannya pun sudah pasti berbeda.
Akan jauh lebih bijaksana, jika Anda pun dapat memahami perubahan yang tengah dialami oleh anak-anak Anda. Dimana, mereka sangat butuh pengarahan dan penjelasan yang tepat tentang perubahan yang sedang terjadi di dalam dirinya.
"Ma, kok, aku keluar darah, ya?" atau "Pa, semalam masa aku ‘ngompol’?". Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, hampir sering didengar oleh hampir seluruh orangtua. Jika hal itu terjadi pada putra-putri Anda, Anda pun harus sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari, karena si kecil yang dulu selalu merengek minta susu, kini sudah beranjak dewasa.
Khawatir? Tidak perlu. Perubahan seperti itu sangat alamiah! Yang Anda butuhkan adalah jadilah sosok yang tepat untuk mendengarkan segala keluhan yang dialaminya, terhadap setiap perubahan-perubahan di dalam dirinya. Dan berikanlah arahan yang tepat, agar anak-anak tidak mencari jawaban dari sumber-sumber yang tiddak ddat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Berikanlah pemahaman kepada mereka, kalau saat ini mereka tengah memasuki fase kedewasaan dengan segala perubahan yang sedang terproses di dalam dirinya. Bahwa gejolak-gejolak emosi yang mereka rasakan, jika tidak dikontrol dengan baik, maka bisa membawa keburukan bagi kehidupan mereka kedepan.
Tentu Anda sudah sangat sering mendengar beberapa kasus kenakalan remaja, seperti free sex, narkoba dan tawuran. Hal-hal tersebut, salah satu pemicunya adalah faktor emosi yang belum bisa mereka kontrol dengan baik, sehingga mereka terjerumus ke arah yang salah.
Orang tua sangat memiliki peranan yang besar dalam membentuk kepribadian anak-anaknya. Dari rumah-lah anak-anak mendapatkan pendidikan awal, dari rumah-lah karakter awal mereka terbentuk (baik atau buruk), dan dari rumah-lah mereka terbentuk dengan segala sifat yang nantinya akan berpengaruh terhadap pergaulannya di luar rumah. So, be a smart parents! ( hanyawanita.com )
Saat-saat seperti lebih sering kita ketahui dengan masa pubertas, yaitu adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Di masa pubertas pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekitar 10 tahun berlangsung dengan cepat.
Tanda-tanda pubertas
Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche) dan juga payudara akan mulai membesar, disertai dengan tumbuhnya rambut-rambut di daerah-daerah tertentu.
Sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan adanya perubahan pada pita suara anak laki-laki, sehingga suaranya akan terdengar pecah menuju suara seperti layaknya suara pria dewasa, disertai dengan tumbuhnya jakun di leher.
Selain itu, perubahan pada kulit wajah pun akan terlihat, dimana produksi minyak di wajah akan bertambah, sehingga memicu tumbuhnya jerawat dan komedo, jika tidak mendapatkan arahan yang baik dari orangtua dan para ahli untuk mengatasi problem jerawat yang dialami hampir sebagian besar di belahan bumi ini.
Dari segi emosi, anak-anak yang beranjak besar pun, akan cenderung menjadi ‘si pemberontak’, karena emosinya terbilang masih sangat labil. Dimana untuk anak perempuan, perasaannya jadi lebih sensitif dan untuk anak laki-laki, emosinya akan mudah meledak-ledak jika merasa ada hal-hal yang tidak bisa dicerna dan diterima dengan baik oleh akal sehatnya.
Penyebab munculnya pubertas
Hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh) yang menjadi penyebab munculnya pubertas pada anak-anak, sehingga memunculkan beberapa perubahan, yang semakin mempertegas perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan.
Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi, sehingga tubuh mengalami perubahan.
Hormon seks yang mempengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi di indung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron. Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan yang cukup signifikan.
Cara orangtua menghadapi perubahan putra-putrinya
Sebagai orangtua, tentu akan selalu menganggap anak-anaknya sebagai ‘malaikat kecilnya’. Namun tetap memperlakukan putra-putri Anda selayaknya ‘bayi’ di usia pubertasnya, bukanlah cara yang bijak, karena cara penanganannya pun sudah pasti berbeda.
Akan jauh lebih bijaksana, jika Anda pun dapat memahami perubahan yang tengah dialami oleh anak-anak Anda. Dimana, mereka sangat butuh pengarahan dan penjelasan yang tepat tentang perubahan yang sedang terjadi di dalam dirinya.
"Ma, kok, aku keluar darah, ya?" atau "Pa, semalam masa aku ‘ngompol’?". Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, hampir sering didengar oleh hampir seluruh orangtua. Jika hal itu terjadi pada putra-putri Anda, Anda pun harus sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari, karena si kecil yang dulu selalu merengek minta susu, kini sudah beranjak dewasa.
Khawatir? Tidak perlu. Perubahan seperti itu sangat alamiah! Yang Anda butuhkan adalah jadilah sosok yang tepat untuk mendengarkan segala keluhan yang dialaminya, terhadap setiap perubahan-perubahan di dalam dirinya. Dan berikanlah arahan yang tepat, agar anak-anak tidak mencari jawaban dari sumber-sumber yang tiddak ddat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Berikanlah pemahaman kepada mereka, kalau saat ini mereka tengah memasuki fase kedewasaan dengan segala perubahan yang sedang terproses di dalam dirinya. Bahwa gejolak-gejolak emosi yang mereka rasakan, jika tidak dikontrol dengan baik, maka bisa membawa keburukan bagi kehidupan mereka kedepan.
Tentu Anda sudah sangat sering mendengar beberapa kasus kenakalan remaja, seperti free sex, narkoba dan tawuran. Hal-hal tersebut, salah satu pemicunya adalah faktor emosi yang belum bisa mereka kontrol dengan baik, sehingga mereka terjerumus ke arah yang salah.
Orang tua sangat memiliki peranan yang besar dalam membentuk kepribadian anak-anaknya. Dari rumah-lah anak-anak mendapatkan pendidikan awal, dari rumah-lah karakter awal mereka terbentuk (baik atau buruk), dan dari rumah-lah mereka terbentuk dengan segala sifat yang nantinya akan berpengaruh terhadap pergaulannya di luar rumah. So, be a smart parents! ( hanyawanita.com )
loading...
No comments:
Post a Comment