Jurus Selendang Sakti Dari India Diperagakan Untuk Menangkal Pelecehan Seksual

Jurus Selendang Sakti Dari India Diperagakan Untuk Menangkal Pelecehan Seksual. Jutaan perempuan di dunia rentan pelecehan seksual, namun hanya sedikit negara yang peduli dan memberi pelatihan kaum hawa agar mempertahankan diri.

India selangkah lebih maju. Di sana diajarkan bahwa, selendang khas India yang disebut "dupatta" -- selain menjadi simbol kesederhanaan perempuan India -- juga bisa berubah menjadi senjata efektif untuk menangkal gangguan pria iseng.


http://media.vivanews.com/thumbs2/2009/04/13/69058_para_mempelai_perempuan_dalam_pernikahan_massal_di_ahmadabad__india_300_225.jpg


Dalam sebuah sesi latihan yang digelar kepolisian New Delhi, India, seorang perempuan polisi memperagakan gerakan yang harus dilakukan saat diserang seseorang.

"Lemparkan dan lilitkan selendang ke leher penyerang, tarik dia, tarik, hentakkan dengan keras dan dia akan jatuh tepat di depan mata kalian," kata petugas itu.

Sekelompok gadis dan perempuan beragam usia bertepuk tangan melihat peragaan gerakan itu. Mereka kemudian berlatih untuk melawan "
eve-teasing", istilah yang digunakan di Asia Selatan untuk menyebut pelecehan seksual di tempat umum.

"Ayo kaum perempuan. Belajar berteriak, belajar merasa tersinggung, dan belajar untuk menyerang balik," kata pelatih bernama Radha Sharma.

Sesi latihan bagi warga sipil tersebut dilakukan sejak tahun 2002 dan telah melatih 70 ribu perempuan, mulai dari pelajar hingga ibu rumah tangga. Kursus sepuluh hari per sesi tersebut juga bebas biaya.


Selain mengajari cara "memanfaatkan" dupatta, pelatih juga mengajarkan trik lain menggunakan benda-benda yang ada di tas atau tubuh perempuan.

"Pulpen kalian bisa mengiris atau menusuk otot-otot halus penyerang. Jepit rambut bisa menikam penyerang. Tas yang kalian bawa bisa memukul dan mengusir penyerang, atau teriak saja sekeras mungkin sambil tonjok muka penyerang," terang Sharma.

Kaum perempuan di India sering menjadi korban ungkapan dan tindakan pelecehan dari pria-pria iseng seperti meraba atau menyentuh saat korban lewat di jalan, di bus yang penuh sesak, atau di kereta.


Menurut Biro Catatan Kriminal Nasional, seperti dikutip dari laman Sify News, Senin, 21 Juni 2010, sebanyak 200 ribu tindak kejahatan terhadap perempuan dilaporkan sepanjang tahun 2008.

Namun, petugas kepolisian mengaku kalau banyak wanita tidak melaporkan perilaku tidak menyenangkan yang mereka alami karena adanya stigma sosial pada korban pelecehan atau bahkan pemerkosaan. ( vivanews.com )


loading...

This article may also you need...!!!




No comments:

Post a Comment