RS Omni Tawari Ibunda Jared Rp 1,5 M Untuk Tutup Mulut

RS Omni Tawari Ibunda Jared Rp 1,5 M Untuk Tutup Mulut - Juliana Dharmadi, ibunda Jared Christophel, angkat bicara saat mengetahui bahwa Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera bersedia menarik gugatan perdata terhadap Prita Mulyasari. Ia mengaku apriori dengan rumah sakit tersebut dan menganggap pencabutan gugatan perdata bukan hal yang tulus.

"Pada dasarnya kami sama-sama korban. Kenapa hal tersebut dikatakan ketika Prita sudah siap membayar denda? Omni hanya gengsi dan malu menerima uang receh dari rakyat. Kalau Omni memang punya nurani, tuntutan pidananya juga harus dicabut," ujarnya melalui telepon, Rabu (9/12) malam.

Ia merasa tidak hanya korban malapraktik, tetapi juga menengarai bahwa Prita menjadi korban mafia hukum seperti juga yang dialaminya. Hanya yang membedakan, Prita sebagai pihak tergugat, sedangkan dirinya sebagai pihak penggugat Omni.

"Kenapa polisi dan jaksa begitu cepat menyeret Prita ke pengadilan, sementara kasus saya dipending-pending, malah dihentikan dengan alasan tidak cukup bukti," ujar Juliana. Ia mengaku, penyidik kepolisian tidak adil karena merasa bukti-bukti yang diajukannya sudah sangat kuat menunjukkan bahwa terjadi malapraktik yang menyebabkan anaknya mengalami kebutaan.

Juliana mengatakan, surat tersebut berasal dari tim dokter sebuah rumah sakit besar di Australia yang kini merawat Jared. Surat tersebut resmi dan bahkan ada cap dari Konjen KBRI di Australia. Surat tersebut juga sudah diterjemahkan melalui penerjemah tersumpah.

Ia tidak mau mengatakan terjadi kolusi antara Omni dan aparat hukum, tetapi ia merasa ada indikasi tersebut. Sebab, ia mengaku berkali-kali ditawari sejumlah uang oleh Omni untuk menghentikan tuntutannya.

"Omni menawarkan dari Rp 500 juta sampai Rp 1,5 miliar melalui pengacara saya, OC Kaligis. Namun, saya tolak," ujar Juliana. Sebab, yang dinginkannya adalah permintaan maaf dari dokter yang menangani Jared dan tanggung jawab Omni untuk menanggung kehidupan anaknya. Dengan penawaran uang itu, Juliana dan OC menyimpulkan bahwa RS Omni diam-diam telah mengakui kesalahannya tanpa mau mengakuinya dengan terus terang. Juliana mengatakan, OC merasa "greget" karena RS Omni menuntut uang kepada Prita Mulyasari, tapi RS Omni malah menawarkan uang kepadanya. Namun, sampai saat ini kasusnya tak pernah diproses lebih lanjut.

"Dari situ kami mengambil kesimpulan something happen. Melalui kuasa hukum, OC kaligis, saya sampai mengirimkan surat kepada Kapolri dan Kabareskrim dua minggu lalu. Kalau memang tak ada dana untuk melakukan BAP di Australia, kami siap menanggung biaya perjalanan dua orang penyidik," katanya.

Juliana melanjutkan, sampai sekarang tidak ada respons terhadap surat tersebut. Merasa apriori dengan sikap kepolisian yang dinilai tidak serius menanggapi laporannya, ia pun berencana membeberkan surat keterangan yang menyatakan terjadi malapraktik terhadkeap anaknya. Bahkan, ia segera menghadirkan tim dokter yang sekarang merawat Jared untuk menjelaskan apa yang dialami Jared.

Sementara itu, Pihak Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera telah menganggap kasus dugaan malpraktik yang dialami Jared Christopher selesai secara hukum. Hal tersebut dikatakan salah satu kuasa hukum Omni, Heribertus S Hartojo ketika diminta tanggapan atas tudingan yang dilayangkan Juliana Dharmadi, ibunda Jared.

"Sebetulnya itu sudah selesai. Waktu itu kita dilaporkan Ibu Juliana, tapi hasil pemeriksaan terakhir perkara tersebut dihentikan polisi karena tidak cukup bukti," kata salah satu kuasa hukum Omni Heribertus S Hartojo saat dihubungi.

Ia mengakui, pihak RS Omni sempat berupaya menyelesaikan kasus tersebut di luar pengadilan dengan mencarikan titik temu kedua pihak. Termasuk kabar bahwa RS Omni menawarkan kompensasi hingga Rp 1,5 miliar.

Namun, menurutnya hal tersebut bukan berarti RS Omni mengakui bahwa hal tersebut kesalahannya seperti yang dituduhkan. "Seandainya dokter Omni bersalah tentu sudah ada sanksi dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) tapi sampai sekarang tidak ada," katanya.

Sebelumnya, Ibunda Jared Christophel, Juliana Dharmadi, mengaku pernah ditawari uang damai sebesar Rp 1,5 miliar oleh pihak RS Omni Internasional Alam Sutera Serpong, Tangerang. Juliana mengatakan besaran uang damai atau uang tutup mulut ditawarkan kepadanya secara bertahap melalui kuasa hukumnya OC Kaligis.

Namun, Juliana dengan tegas segera menolak tawaran itu. Saat itu pada bulan Juni 2009, Juliana akan tampil di TV One sebagai tamu di salah satu program berita. Malam sebelumnya, Juliana dihubungi oleh OC Kaligis mengenai tawaran uang damai yang diberikan oleh kuasa hukum RS Omni. Uang tersebut dimaksudkan sebagai pengganti uang perawatan dan pengobatannya sejak melahirkan hingga pengobatan Jared dan kembarannya, Jayden, yang lahir prematur sebesar Rp 125 juta.

"Mereka buka harga sekitar Rp 500 juta. Maksudnya itu untuk menghentikan saya bicara. Semacam uang baikan, uang damai supaya saya, sudah deh, diam aja deh, gitu," ujarnya kepada wartawan Kompas.com, Sonora, dan Persda di Sun City Ballroom.

Atas perintah Juliana, OC Kaligis pun segera menolak tawaran itu kepada pihak RS Omni. Juliana mengatakan OC Kaligis tetap mendorongnya untuk melanjutkan pengaduan ke polisi. Namun, setelah beberapa hari berlalu dan isu terus berlanjut, OC Kaligis kembali menghubunginya.

"Selama beberapa hari itu, tawaran meroket, hingga akhirnya Pak OC itu menelepon saya, nih mereka menawarkan Rp 1,5 M. Anda mau ambil atau mau terus jalan? Kalau terus jalan kita ke Polda, kita laporkan. Tapi itu semua intern antara saya dengan pak OC," lanjutnya.

Juliana dengan tegas pun menolak tawaran uang dari RS Omni. Dengan penawaran uang itu, Juliana dan OC menyimpulkan bahwa RS Omni diam-diam telah mengakui kesalahannya tanpa mau mengakuinya dengan terus terang. Juliana mengatakan OC merasa 'greget ' karena RS Omni menuntut uang kepada Prita Mulyasari tapi RS Omni malah menawarkan uang kepadanya.

"Nah di sini kita lihatlah posisinya, siapa yang salah. Kalau orang yang bersalah, pasti kan menawarkan uang. Kalau Omni tak bersalah kan dia minta uang. Gitu kan. Berarti secara halus dia mengakui kesalahannya," ungkapnya.

Setelah itu, tak ada lagi pendekatan dari RS Omni kepadanya maupun kepada kuasa hukumnya. "Saya kan sudah menolak mentah kalau urusan uang. Yang saya ngotot minta permohonan maafnya dan saya minta pertanggungjawaban kehidupan Jared yang seharusnya bisa melihat di masa depan. Mereka harus bisa kasih saya bentuknya apa. Bisa macem-macem. Misalnya menanggung biaya operasi Jared di Amerika misalnya," tandasnya. ( Suaramedia.com)

loading...

This article may also you need...!!!




No comments:

Post a Comment