Apasih Untungnya Berhenti Merokok !?

Apasih Untungnya Berhenti Merokok !?. Jika untuk prestasi yang dapat dikatakan tidak bisa dibanggakan, Indonesia sering berhasil duduk di posisi 5 besar.Dalam peringatan Hari Anti Tembakau Internasional (tanggal 31 Mei 2006), Indonesia masih dihadapi kenyataan sebagai negara yang termasuk lima besar konsumsi rokok dunia. Sehubungan dengan kebiasaan merokok, ada yang aneh dengan bangsa ini. Jika negara lain menunjukkan trend penurunan kebiasaan merokok, di Indonesia justru memperlihatkan kenaikan meski masih dililit problem ekonomi. Lebih celaka lagi, biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk konsumsi rokok justru jauh lebih besar dibandingkan anggaran kesehatan per kapita.

Pada situs resmi dinas kesehatan Jogjakarta dikatakan bahwa di sejumlah negara, baik di negara maju maupun kawasan ASEAN, konsumsi rokok mengalami penurunan, kecuali di Indonesia. Pertumbuhan perokok di negara kita malah meningkat tajam. Pakar penyakit paru FKUI Prof. Dr. Hadiarto Mangunnegoro, Sp.P., menyatakan, jumlah perokok aktif di Indonesia naik dari 22,5% pada tahun 1990-an menjadi 60% dari jumlah penduduk pada tahun 2000 (GloriaNet). WHO memperkirakan bahwa 59% pria berusia di atas 10 tahun di Indonesia telah menjadi perokok harian.

Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok atau urutan ke-4 setelah RRC (1.679 miliar batang), AS (480 miliar), Jepang (230 miliar), dan Rusia (230 miliar). Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia. Yang lebih menyedihkan lagi, 60% di antara perokok adalah kelompok berpenghasilan rendah. Tingginya konsumsi merokok dipercaya bakal menimbulkan implikasi negatif yang sangat luas, tidak saja terhadap kualitas kesehatan, tetapi juga menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi.

Masih menurut WHO, rata-rata orang Indonesia menggunakan 15% uangnya untuk membeli rokok. Memang belum angka yang luar biasa, jika dibandingkan Bangladesh, yang rata-rata penduduknya menghabiskan sepuluh kali lipat hanya untuk rokok dibanding yang dihabiskan untuk pendidikan. Biaya yang harus dikeluarkan seorang perokok tiap tahunnya sangat besar.

Dengan asumsi sehari rata-rata seorang perokok menghabiskan sebungkus rokok dengan harga Rp 10.000 per bungkus, dalam sebulan ia harus mengeluarkan uang Rp 300.000 dan dalam setahun Rp 3.600.000. Uang sebanyak itu bisa kita hemat jika kebiasaan merokok dikurangi. Selain kita bisa memiliki cadangan uang yang bisa digunakan untuk keperluan lain, mengurangi kebiasaan merokok juga sangat menyehatkan, terutama sehat dari penyakit yang berhubungan dengan paru-paru dan jantung,

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paruparu, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Sebuah survei yang dijabarkan oleh DR. Martha Tilaar tentang perokok di Indonesia menurut jenis kelamin, menyatakan bahwa jumlah perokok di Indonesia memang masih lebih banyak di kalangan pria (60 % pria merokok) dan wanita yang merokok 10 % (World No Tobaco Day Seminar, 31 Mei 1994). Sebelumnya dari survei yang dilakukan Survei Kesehatan Rumah Tangga 1980 diperoleh, pria perokok 46,4 % dan di kalangan wanita hanya 2,4 %.

Survei lainnya menurut Medika Jurnal Kedokteran Indonesia Maret 2006, diketahui bahwa laki-laki remaja lebih banyak menjadi perokok dan hampir dua pertiga dan kelompok umur produktif adalah perokok. Selama 5 tahun, telah terjadi peningkatan kebiasaan merokok pada semua kelompok umur pria, sedangkan pada wanita terjadi penurunan. Pada pria, prevalensi perokok tertinggi adalah kelompok umur 25 —29 tahun. Hal ini terjadi karena jumlah perokok pemula jauh lebih banyak dari perokok yang berhasil berhenti merokok dalam satu rentang populasi penduduk.

Sebagian besar perokok mulai merokok pada umur kurang dari 20 tahun dan separuh dari laki-laki umur 40 tahun ke atas telah merokok selama 30 tahun atau lebih. Lebih dan separuh perokok mengkonsumsi minimal 10 batang rokok per hari.

Hasil penelitian menunjukkan hampir 70% perokok Indonesia mulai merokok sebelum mereka berumur 19 tahun. Banyaknya perokok pemula di kalangan anak-anak dan remaja mungkin karena mereka belum mampu menimbang bahaya merokok bagi kesehatan dan dampak adiktif yang ditimbulkan nikotin. Perokok mungkin beranggapan bahwa mereka sendirilah yang menanggung semua bahaya dan risiko akibat kebiasaannya, tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka juga memberikan beban fisik dan ekonomi pada onang lain di sekitarnya sebagai perokok pasif.

Kenapa Pria Sulit Berhenti Merokok?. Pada setiap bungkus dan iklan rokok telah dicantumkan peringatan kesehatan tentang bahaya merokok. Setiap perokok tentu tahu tentang hal itu. Walaupun demikian, tampaknya peringatan hanya berpengaruh pada perokok wanita, sedangkan pada pria tidak. Ini mungkin terjadi karena wanita lebih peduli dibandingkan pria terhadap akibat merokok pada dirinya (membahayakan kehamilan, kerusakan pada janin, dan risiko kanker serta penyakit jantung).

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa pria sulit atau tidak berhenti dan kebiasaan merokok? Hal ini terjadi karena sifat nikotin yang sangat adiktif. Di samping itu, lingkungan yang tidak mendukung untuk berhenti merokok lebih banyak terdapat pada pria dibanding wanita. Lingkungan yang tidak mendukung seseorang ingin berhenti merokok di antaranya pada saat main kartu/catur, sedang menunggu, stres, minum kopi, habis makan, dan jumpa teman lama yang perokok.

Sifat adiktif tembakau menyebabkan orang tergantung pada rokok dan jika dihentikan akan menimbulkan berbagai keluhan, seperti sulit mengkonsentrasikan pikiran dan kurang percaya diri. Di samping itu, pria memiliki otoritas dalam menentukan pilihannya karena memiliki uang dan kesempatan untuk membeli rokok.

Satu hal lagi, pria usia produktif (usia menengah) sering kali mengabaikan kesehatannya, karena merasa di usianya itu ia merasa memiliki fisik yang kuat. Padahal di usia pertengahan, termasuk pria, rawan terhadap perubahan fisiologi tubuh yang bisa menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh terhadap berbagai faktor penyebab sakit. Namun sedikit yang menyadari perubahan seperti itu, karena menganggap dirinya sehat, sehingga tidak perlu memperhatikan kesehatan dirinya, bahkan enggan untuk memeriksakan kesehatannya.

Bagaimana Dengan Anda !? Memang tidak mudah meninggalkan kebiasaan yang sudah jadi gaya hidup seperti merokok. Padahal sebenarnya kebiasaan yang jelas merugikan ini dapat dengan mudah juga dibuang, terutama kalau dipertimbangkan konsekuensinya. Relakah Anda menukar kesehatan dengan kenikmatan semu tembakau yang tak lain adalah racun?

Apabila anda sudah mempersiapkan diri untuk berhenti merokok, maka setelah anda serius untuk menjalaninya. Anda akan mengalami beberapa tahap perubahan dalam diri anda baik perubahan dan dampak positif (jangka pendek dan jangka panjang) dapat terjadi pada seseorang yang sukses menjalani program berhenti merokok.

  • Dalam 20 menit: tekanan darah dan denyut nadi kembali normal.
  • Dalam 8 jam: kadar oksigen di darah kembali ke angka normal.
  • Dalam 24 jam: karbon dioksida dieliminasi dari tubuh dan paru mulai mengeluarkan mukus (lendir) dan debris (kotoran).
  • Dalam 48 jam: nikotin tidak dapat lagi dideteksi dari dalam tubuh dan kemampuan untuk mencium dan merasakan menjadi lebih baik.
  • Dalam 72 jam: bernafas mulai terasa lebih lega karena bronkus (cabang tenggorok) lebih elastis dan kemampuan paru-paru untuk beraktivitas mulai meningkat.
  • Dalam 2-12 minggu: sirkulasi di berbagai bagian tubuh mulai membaik.
  • Dalam 3-9 bulan: gangguan pernafasan, seperti batuk, sesak nafas dan bising mengi (asma), mulai membaik, serta secara keseluruhan fungsi paru-paru akan meningkat sekitar 5-10%.
  • Dalam 5 tahun: risiko terjadinya serangan jantung menjadiberkurang dibandingkan dengan mereka yang terus merokok.
  • Dalam 10 tahun: risiko mendapat kanker paru-paru menjadi- dari risiko para perokok, dan risiko mendapat serangan jantung menjadi kurang lebih sama dengan mereka yang tidak pernah merokok sama sekali sebelumnya.

Sekarang semua terserah anda atau hanya mungkin kematian yang bisa memisahkan antara anda dan rokok yang jelas jelas beracun dan mematikan. “ Hanya Orang Bodoh Yang Tidak Mengasihi Dirinya Sendiri “

loading...

This article may also you need...!!!




No comments:

Post a Comment